KONFLIK DALAM ORGANISASI
A.
PENGERTIAN
KONFLIK, JENIS DAN SUMBER KONFLIK
1.
KONFLIK
Konflik organisasi
(Organizational conflik) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih
anggota-anggota atau kelompok organisasi yang harus membagi sumber daya yang
terbatas atau kegiatan- kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Konflik organisasi
juga dapat diartikan sebagai perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk
beroposisi terhadap anggota yang lain. Pada dasarnya proses konflik bermula
pada saat satu pihak dibuat tidak senang oleh, atau akan berbuat tidak
menyenangkan kepada pihak lain mengenai suatu hal yang oleh pihak pertama
dianggap penting.
Perbedaan konflik dan
persaingan (kompetisi) terletak pada apakah salah satu pihak mampu untuk
menjaga dirinya dari gangguan pihak lain dalam pencapaian tujuannya. Persaingan
ada, bila tujuan pihak- pihak yang terlibat adalah tidak sesuai tetapi pihak-
pihak tersebut tidak dapat saling mengganggu. Sebagai contoh, dua kelompok
mungkin saling bersaing untuk memenuhi target, bila tidak ada kesempatan untuk
mengganggu pencapaian tujuan pihak lain, situasi persaingan terjadi, tetapi
bila ada kesempatan untuk mengganggu dan kesempatan tersebut digunakan, maka akan
timbul konflik.
Kerjasama(kooperasi)
terjadi bila dua pihak atau lebih bekerja bersama untuk mencapai tujuan
bersama. Konflik dan kooperasi dapat terjadi bersamaan. Lawan kata kooperasi
bukan konflik, tetapi kurangnya kooperasi (kerjasama). Sebagai contoh, dua
pihak setuju pada tujuan,tetapi tidak setuju dengan cara pencapaian tujuan
tersebut. Manajemen konflik berarti bahwa para manajer harus berusaha menemukan
cara untuk menyeimbangkan konflik dan kooperasi.
2.
JENIS-JENIS KONFLIK
Ada lima
jenis konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu :
a) Konflik dalam diri individu, yang
terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang
dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling
bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari
kemampuannya.
b) Konflik antar individu dalam
organisasi yang sama. Hal ini sering disebabkan oleh perbedaan- perbedaan
kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar peranan seperti
antara manajer dan bawahan.
c) Konflik antar individu dan kelompok,
yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang
dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, seperti seorang individu dihukum atau
diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma- norma kelompok.
d) Konflik antar kelompok dalam
organisasi yang sama. Karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
e) Konflik antar organisasi, yang timbul
sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu
negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru,
teknologi, harga- harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya yang lebih
efisien.
3.
SUMBER-SUMBER KONFLIK
Faktor- faktor penyebab konflik beraneka ragam, yaitu :
a. Komunikasi: pengertian yang berkenaan
dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti atau informasi yang mendua dan
tidak lengkap serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
b. Struktur: Pertarungan kekuasaan antar
departemen dengan kepentingan- kepentingan atau sistem penilaian yang
bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas, atau
saling ketergantungan dua atau lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja untuk
mencapai tujuan mereka.
c. Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau
nilai- nilai social pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada
jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai- nilai atau persepsi.
d. Kelangkaan sumber daya dan dana yang
langka. Hal ini karena suatu individu atau organisasi yang memiliki sumber daya
dan dana yang terbatas.
e. Saling ketergantungan pekerjaan.
f.
Ketergantungan
pekerjaan satu arah. Berbeda dengan sebelumnya, ketergantungan pekerjaan satu
arah berarti bahwa keseimbangan kekuasaan telah bergeser, konflik pasti lebih
tinggi karena unit yang dominan mempunyai dorongan yang sedikit saja untuk
bekerja sama dengan unit yang berada di bawahnya.
g. Ketidakjelasan tanggung jawab atau
yurisdiksi. Dalam hal tertentu, pada dasarnya orang memang tidak ingin
bertanggung jawab, terlebih mengenai hal- hal yang berakibat tidak atau kurang
menguntungkan. Apabila hal ini menyangkut beberapa pihak dan masing- masing
tidak mau bertanggung jawab maka kejadian seperti ini dapat menimbulkan
konflik.
h. Ketidakterbukaan terhadap satu sama
lain
i.
Ketidaksalingpercaya
antara satu orang dengan orang lain dalam organisasi.
j.
Ketidakjelasan
pola pengambilan keputusan, pola pendelegasian wewenang, mekanisme kerja dan
pembagian tugas.
k. Kelompok pimpinan tidak responsitif
terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya.
l.
Adanya
asumsi bahwa dalam organisasi terdapat berbagai kepentingan yang diperkirakan
tidak dapat atau sulit diserasikan.
B.
STRATEGI
PENYELESAIAN KONFLIK
1.
Menghindar
Menghindari
konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu
penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat
didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak
mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan
diskusi”
2.
Mengakomodasi
Memberi
kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini
memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka
untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat
mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat
yang pertama.
3.
Kompetisi
Gunakan
metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan
keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi
bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing
memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat
menguntungkan semua pihak.
5.
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Ø Pemecahan sama-sama
menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
Ø Perlu adanya satu komitmen dari semua
pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu
sama lainnya.
C.
PENGERTIAN KOMUNIKASI, UNSUR-UNSUR
DAN HAMBATAN SERTA KLASIFIKASI KOMUNIKASI
1.
UNSUR – UNSUR KOMUNIKASI
Komunikasi telah
didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia, sehingga untuk
terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari 3 uninsured yaitu:
§ Pengirim pesan (komunikator).
§ Penerima pesan (komunikan).
§ Pesan itu sendiri.
Awal tahun 1960-an, David K. Berlo
membuat formula komunikasi yang lebih sederhana yang dikenal dengan ”SMCR”,
yaitu: Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver
(penerima).
a)
Komunikator (komunikator)
adalah
manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan
motif komunikasinya.
Pengirim
pesan
Komunikator dapat dilihat dari
jumlahnya terdiri dari:
§ Satu orang.
§ Banyak orang dalam pengertian lebih
dari satu orang.
§ Massa.
b)
Komunikan
Komunikan
(penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan
komunikator ditujukan. Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis,
saling bergantian. Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikan, maka proses
komunikasi dapat terjadi 9 kemungkinan.
c)
Pesan
Pesan
bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara, mimik,
gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan.
Bentuk
pesan terdiri dari 3 macam, yaitu :
ü Informatif
Pesan
yang seperti ini berisi informasi, fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil
keputusan. Biasanya pesan yang seperti ini lebih bisa diterima oleh para
komunikan.
ü Persuatif
Pesan
ini berisi bujukan. Misalkan saja sebuah iklan sabun di televisi yang mengajak
para pemirsa unuk memakai sabut tersebut.
ü Koersif
Jika
pesan yang satu ini berisi pesan yang bersifat memaksa dengan sanksi bila tidak
melaksanakan. Contohnya yaitu peraturan seorang bos terhadap bawahannya.
d)
Saluran Komunikasi dan Media
Komunikasi
Saluran
komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima.
Terdapat
dua cara:
Ø Non mediated communication (face to
face), secara langsung.
Ø Dengan media.
e)
Efek Komunikasi
Efek
komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam
diri komunikannya.
Terdapat
tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan:
Ø Kognitif (seseorang menjadi tahu
sesuatu).
Ø Afektif (sikap seseorang terbentuk).
Ø Konatif (tingkah laku, hal yang
membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).
f)
Umpan Balik
Umpan
balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang
disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan
terus-menerus saling bertukar peran.
2. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
Dalam proses organisasi tidaklah
selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi hambatan-hambatan pada
perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah hambatan komunikasi, karena
komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan organisasi mengingat banyaknya orang
yang terlibat didalammnya. Hambatan tersebut tentunya bukan menjadi suatu
pengganjal dalam organisasi karena semua hambatan pastinya dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah macam-macam hambatan dalam organisasi
yaitu :
a. Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu
hambatan yang timbul dari ketidak jelasan informasi yang akan disampaikan.
b. Hambatan Fisik yaitu hambatan yang
terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal, ds
c. Hambatan Semantik yaitu hambatan yang
terjadi akibat pemahaman yang sedikit mengenai bahasa dan istilah-istilah asing
yang digunakan dalam informasi atau pesa
d. Hambatan Psikologis yaitu hambatan
yang berasal dari gangguan kondisi kejiwaaan dari si pengirim pesan atau
penerima pesan sengingga mengakibatkan informasi tersebut mengalami perubahan
e. Hambatan Manusiawi yaitu hambatan
yang terjadi akibat tingkat emosi manusia yang tidak menentu dalam menyikapi
informasi atau pesan
f.
Hambatan
Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi
yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan
mengalami kendala seperti tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang
berbeda yang mengakibatkan sebuah hambatan.
g. Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu
hambatan yang timbul antar pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya hambatan
ini muncul karena adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut masalah
tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi
Dari berbagai hambatan tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa proses komunikasi itu tidak mudah dan memerlukan jalan yang sangat
panjang untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi dan dalam
aktivitas lainnya.Tetapi hambatan tersebut bukanlah menjadi satu-satunya
penghambat dalam organisasi. Untuk memecahkan masalah hambatan tersebut diatas
berikut ini diurakian cara mengatasi hambatan komunikasi :
ü Memerikan umpan balik atau Feed Back
yaitu memberikan kesempatan pada seseorang untuk menyampaikan informasi dan
gagasannya sehingga tercipta komunikasi 2 (dua) arah.
ü Mengenai si penerima berita yaitu
mengenali latar belakang , pendidikan serta kondisi penerima pesan agar pesan
yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan mudah dimengerti oleh si
penerima pesan.
ü Susunlah secara terperinci apa, dan
kapan informasi tersebut harus disampaikan dan kepada siapa informasi tersebut
akan disampaikan.
Refrensi :
http://unikboss.blogspot.com/2010/10/unsur-unsur-komunikasi.html
http://3rest.wordpress.com/2012/01/02/hambatan-dan-klasifikasi-komunikasi-dalam-organisasi/
http://nunikariyani.blogspot.com/2012/05/unsur-unsur-komunikasi-dan-hambatan.html
http://yuandarussalam.blogspot.com/2013/10/makalah-konflik.html
0 komentar: